Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) angkat suara atas polemik badai dahsyat yang dikemukakan Erma Yulihastin sebagai salah satu peneliti.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, prediksi Erma Yulihastin soal curah hujan ekstrem dan badai hebat bersifat personal.
Klarifikasi BRIN soal badai dahsyat: Ini opini pribadi, kami mengacu pada BMKG
Disampaikannya bahwa sivitas akademika memiliki kebebasan akademik dan otoritas keilmuan sesuai dengan bidangnya dalam komunitas cendekiawan.
Sisa waktu -9:45
Unibots.in
Baca juga:
BRIN: 2 faktor penyebab cuaca ekstrim semakin sering terjadi di Indonesia
Namun, saat memberikan informasi ilmiah ke ruang publik, kewenangan itu tidak berlaku, kata Handoko dikutip dari Suara.com.
“Ruang publik memiliki implikasi dan konsekuensi hukum yang luas,”
kata Handoko dalam keterangan resmi, Kamis (29/12/2022).
Sebelumnya, peneliti BRIN, Erma Yulihastin, telah membuat prediksi terkait hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember di Jabodetabek.
Baca juga:
BRIN: Riset sesar aktif perlu ditingkatkan untuk mitigasi gempa
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah cuitan tersebut melalui akun pribadinya.
BRIN Merujuk pada BMKG
Handoko menambahkan, BRIN tetap mengacu pada BMKG untuk informasi dan prakiraan cuaca dan iklim sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia.
Baca juga:
BRIN: Topan serupa Seroja dapat mempengaruhi cuaca di NTT hingga Jawa
“Kita mengacu pada BMKG yang memberikan informasi kondisi cuaca.
Selama ini kita sudah bekerja sama dengan BMKG. Untuk informasi cuaca, masyarakat harus menghubungi BMKG,” ujarnya.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki regulasi yang jelas terkait otoritas informasi publik. Ini adalah tugas bersama untuk memperkuat pemahaman publik.
Prediksi Badai Besar bersifat pribadi, bukan BRIN
Handoko menambahkan prakiraan hujan ekstrem hingga badai dahsyat yang disampaikan Erma Yulihastin bersifat personal dan bukan resmi dari BRIN.
“Kemarin itu pendapat pribadi peneliti BRIN, bukan BRIN,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan, bukan berarti BRIN tidak bertanggung jawab dan berkontribusi terhadap informasi publik tersebut di atas.
Handoko mencontohkan, BRIN juga merupakan penyedia data berbagai informasi seperti kebakaran hutan, cuaca, iklim, bencana, kesehatan, tenaga nuklir dan lain-lain.
Lebih lanjut Handoko menjelaskan, BRIN memiliki banyak peneliti yang mumpuni di hampir semua bidang keilmuan. Namun, ia menegaskan, bukan berarti BRIN adalah lembaga yang memiliki otoritas keilmuan di segala bidang.
“Kami bekerja keras tidak hanya untuk meningkatkan ekosistem riset dan inovasi, tetapi juga untuk meningkatkan standar dan norma ilmiah serta budaya di kalangan peneliti di tingkat nasional,” pungkasnya.
BMKG membantah prakiraan badai hebat
Sebelumnya, BMKG menampik kemungkinan terjadinya banjir besar di Jabodetabek akibat curah hujan ekstrem dan badai hebat yang akan terjadi besok, 28 Desember 2022. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya sudah memperhatikan cuaca ekstrem sejak 21 Desember.
Namun tercatat bahwa badai akan menyerang di wilayah utara Papua dan probabilitasnya rendah di wilayah barat daya Indonesia.
“Ini pertama kalinya BMKG mendeteksi cuaca ekstrem sejak 21 Desember lalu. Istilah badai, terminologi untuk badai, kurang lebih merupakan siklon tropis. Pusaran angin kencang yang juga menyebabkan curah hujan ekstrim adalah angin topan,” jelasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/12/2022).
Demikian klarifikasi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional tentang prakiraan badai dahsyat oleh Erma Yulihastin selaku peneliti. Apa yang peneliti sampaikan bersifat pribadi dan tidak ada hubungan langsung dengan BRIN.
Baca Juga :