Pola pikir yang kini harus diubah soal gawai

Mindset yang perlu diubah terkait gadget

soal-gawai

Dokter, Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Reisa Broto Asmoro, mengatakan saat ini gadget atau gadget tidak lagi dianggap hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai alat untuk memperoleh manfaat.

Khusus untuk anak-anak yang mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh akibat pandemi COVID-19, gadget menjadi salah satu alat yang tidak bisa dipisahkan dari mereka.

“Ini tidak seperti masa lalu lagi. Sekolah juga menggunakan gadget. Kami memaksimalkan waktu sepulang sekolah. Kami melihat gadget sebagai alat untuk meraih manfaat yang tidak lagi dilihat sebagai hiburan semata,” ujarnya Senin dalam seminar kesehatan parenting.

Menurut Ambassador for Adapting New Habits, gadget tidak hanya bisa menghibur anak-anak, tapi juga menyerap ilmu. Mereka tetap bisa berinteraksi dengan teman-temannya melalui gadgetnya.

Dalam hal ini, orang tua perlu memantau apa yang dilakukan anak mereka dengan menonton mereka di smartphone mereka. Pastikan anak mengakses sesuatu yang baik.

“Anak-anak harus diawasi oleh orang tua atau wali mereka saat mereka menonton dan bermain. Sehingga dia bisa yakin mendapatkan ilmu, bukan hanya main-main atau mendapatkan hal-hal negatif,” kata Reisa.

Terkait informasi palsu atau hoaks yang kini tersebar melalui berbagai media dan mudah diakses melalui gadget, Reisa berpesan untuk memastikan informasi tersebut benar adanya, misalnya dari sumber yang kredibel atau tidak.

“Pilih informasi yang divalidasi. Kita perlu memastikan informasi tersebut berasal dari sumber yang kredibel,” ujarnya.

Reisa tidak hanya berbicara tentang gadget dan hoax, tetapi juga berbagi pengalamannya sebagai orang tua. Menurutnya, momen yang paling berkesan adalah menyadari bahwa sebagai orang tua sebenarnya Anda bisa belajar banyak dari anak Anda.

Ini berbeda dari cara dia berpikir sebelum dia menjadi orang tua. Saat itu, pikirnya, orang tualah yang harus mengajar anak-anak mereka.

“Tapi setelah saya menjadi orang tua, ‘oh tidak kok’. Saya bisa belajar banyak dari anak-anak saya. Itu yang disebut parenting experience,” kata Reisa.

Sumber :